twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Tuesday 9 April 2013

Pengawas-Penilik Sekolah ppt

Laboran ppt

Konselor ppt

Kepala Sekolah ppt

Guru ppt

Konsep Negara Hukum Recsstaat ppt

Guru dan Sertifikasi ppt

Materi Rukun Iman, Rukun Islam dan Pembentukannya ppt

Materi Akhlaq ppt

Materi Aqidah ppt

Sunday 7 April 2013

Cerpen "Kenapa Ayah Tak Mau Bicara"


Kenapa Ayah Tak Mau Bicara

Oleh : Wahyu Ari Wibowo

Pagi yang cerah dan sejuk diwarnai indahnya birunya langit, menambah kebahagiaan yang dirasakan Sheilla. Seorang gadis belia yang sekarang masih duduk di bangku kelas dua SMP. Kebahagiaan ini dirasakan setelah gadis ini ditembak oleh cowok yang ia idam-idamkan. Cowok itu bernama Raymon, ia sedang duduk di kelas tiga SMP satu sekolahnya. Kebahagiaan ini sangat berarti untuk Sheilla, akan tetapi kebahagiaanya tidak pernah lengkap karena sejak dua tahun lalu ibunya tiba-tiba pergi meninggalkannya yang sampai sekarang masih membuat Sheilla penasaran dan kini dia hanya tinggal dengan ayahnya.
Awal mula Sheilla merasakan perasaan yang membuatnya bahagia, yaitu  sejak pertemuannya dengan Raymon pada saat mereka mengikuti kegiatan Pencinta Alam bersama.
            “Wah ganteng banget cowok itu, dia siapa sih Rin ?” tanya Sheilla kepada temanya Rina
            “Mau tau banget..atau mau tau aja?? Hehehe..bercanda. Oh dia.., dia itu anak kelas tiga dan sekaligus pembimbing kita, namanya Raymon. Emangnya kenapa ?. Hayoooo… Jangan-jangan kamu naksir ya???” jawab Rina
            “Dasar anak alay… Ah...enggak, cuma nanya aja kok...,” sahut Sheilla sambil sesekali menatap cowok idamannya itu.
            Raymon yang mulai tersadar bahwa dari tadi ada yang mengawasinya, mulai berdiri dan berjalan kearah Sheilla dan Rina. Sambil menampakkan senyumnya yang menawan.
            “Hey... Cewek-cewek cantik, gue lihat-lihat dari tadi kalian pada ngelihatin gue terus, emangnya ada yang salah ya...?” tanya Raymon kepada Sheilla dan Rina yang langsung menundukkan kepalanya.
            “Ow...e..enggak kok, enggak papa. Maaf..., bikin kamu gak nyaman ya” jawab Sheilla yang mukanya mulai memerah.
            “Maaf buat apa? Santai aja kali. Enggak papa koq, stw. Eh... tunggu dulu gue kayaknya belum pernah lihat lho dech. Lho anggota baru ya?” sahut Raymon dengan gagah.
            “Iya... saya anggota baru dari Pecinta Alam ini, baru ikut kegiatan juga hari ini, maklum kemaren masih mudik ke tempat kakek.” jawab Sheilla yang sudah mulai bisa mengontrol dirinya.
            “Oh iya, boleh kenalan gak? Yahhhh… biar enak gitu ngomongnya. Kenalin gue Raymon anak kelas tiga dan sekaligus pembimbing kalian anak-anak baru.” ucap Raymon sambil mengangkat tangan kanannya.
            “Kenalin juga saya Sheilla, anak kelas dua.” jawab Sheilla sambil berjabat tangan.
            Tanpa perlu waktu lama mereka menjadi akrab dan saling mengenal dan Raymon pun langsung berdiri dan mengajak Sheilla jalan-jalan sambil ngobrol. Sheilla pun terlarut dalam suasana, hingga dia lupa bahwa ayahnya sudah menantinya sendiri dirumah.
            “Aduhhh.. Ray... kayaknya sudah terlalu sore, aku pulang dulu ya, takutnya aku dicari sama ayahku, karena aku tidak boleh pulang malam-malam.” ucap Sheilla pada Raymon.
            “Betul juga katamu, kita terlalu asik bicara jadi sampai lupa waktu dehh... Mau gue anter Shell?” tanya Raymon.
            “Nggak usah Ray, aku berani sendiri kok, udah biasa. Takutnya nanti orang-orang disekitarku salah sangka pas ngelihat kita jalan berdua.” jawab Sheilla yang mulai cemas.
            “Oh.. ya udah, hati-hati dijalan ya...” sahut Raymon sambil tersenyum.
            Sheilla yang mulai cemas, bergegas untuk pulang. Sambil berlari agar cepat sampai rumahnya, sesekali Sheilla tersenyum-senyum karena memikirkan pria idamannya itu. Tak lama kemudian sampailah Sheilla di rumah, dimana sesampainya dirumah Sheilla sudah ditunggu oleh ayahnya di depan rumah.
            “A..Ayah, sedang apa ayah di sini, hari sudah mulai gelap ayo masuk kerumah...” ucap Sheilla kepada ayahnya yang ada didepannya.
            Ayahnya tak berkata-kata sedikitpun hanya menatap keatas langit dan terlihat sedih. Sambil melihat anaknya yang baru pulang, ayah Sheilla mulai beranjak dari tempatnya dan mulai masuk kerumah. Sheilla pun langsung mandi dan mempersiapkan makan malam untuk ayahnya. Mereka pun akhirnya terlarut dalam kebersamaan makan malam yang indah milik merekan. Akan tetapi lagi-lagi Sheilla mulai terheran-heran kepada ayahnya yang selalu melamun sendiri. Disinilah mulai muncul rasa penasaran Sheilla kepada ayahnya.
            “Kenapa tidak dimakan makanannya? Tidak enak ya maasakannya?  Maaf ya yah…, aku tidak bisa memasak yang enak seperti masakan ibu, tapi aku sudah berusaha semampuku.” ucap Sheilla kepada ayahnya yang masih diam.
            Ayahnya tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan dari Sheilla.
            “Ya sudahlah, aku masuk kekamar dulu ya yah... Mau belajar dulu, besok ada ulangan, Ayah jangan lupa makan yang banyak ya…” pamit Sheilla kepada ayahnya.
Ayah Sheilla pun juga ikut beranjak kekamarnya tanpa memakan makanan yang sudah dimasak anaknya dan sambil tiduran serta tetap melamunkan sesuatu yang seakan ada suatu rahasia yang menimbulkan tanda tanya besar.
Sang surya pun menampakkan cahayanya, suara burung berkicau pun mulai terdengar dengan merdunya. Kesibukan sudah mulai terdengar di rumah Sheilla, dimana Sheilla sedang mempersiapkan sarapan untuk ayahnya dan bersiap untuk berangkat ke sekolah. Setelah persiapan selesai Sheilla langsung berangkat menuju sekolahnya. Di perjalanannya tak sengaja dia bertemu dengan Raymon, pangeran impiannya itu.
“Shell... “ panggil Raymon.
            “(Hah Raymon ?)” pikir Sheilla sambil menoleh.
            “Oh kamu, kok tumben kamu lewat sini... emangnya rumah kamu dimana?” tanya Sheilla sambil mendekati Raymon.
            “Hehehe... ya pingin aja... rumah aku cuma seberang blok sana kok. Eh kok kamu berangkat sendirian, emangnya gak ada yang nganter” ucap Raymon.
            “Emmm...setiap hari aku berangkat sendirian, lagi pula aku juga tidak memiliki kendaraan. Jadinya aku jalan kaki, itung-itung buat olahragalah kan bagus juga buat kesehatan. Apalagi setiap hari ditemani pancaran sang surya yang menawan, segarnya udara pagi yang seakan menemaniku melangkah dan merdunya kicauan burung yang semakin menambah semangat untuk beraktivitas, hehehe..” balas Sheilla dengan wajahnya yang ceria.
            “Wahhh puitis banget kamu, mau jadi artis ya buk.. hehheh. Tapi setuju banget gue, emm... low begitu lho bareng gue aja, gimana?” tanya Raymon sambil tersenyum.
            Sambil berpikir sejenak akhirnya Sheilla mau menerima tawaran Raymon. Mereka pun berangkat bersama menggunakan motor yang dikendarai Raymon. Sesampainya disekolah Sheilla langsung cepat-cepat menuju kelasnya karena ulangan akan segera dimulai.
            “Ray makasih banget ya sudah kasih aku tumpangan, tapi aku duluan ya, karena jam pertama aku ada ulangan” ucap Sheilla yang sedang terburu-buru.
            “Oh ya... sama-sama” jawab Raymon sambil menaruh helmnya.
            Sheilla pun langsung berlari menuju kelasnya. Beberapa jam kemudian terdengarlah bel istirahat, tapi Sheilla juga tak kunjung keluar ruangan dan memilih duduk didalam kelas. Dia hanya duduk dan masih memikirkan ayahnya yang setiap hari sering melamun.
            “Heyy... hayooo nglamunin sapa nih? Coba aku tebak, pasti lagi nglamunin Raymon ya... cie…cie… yang lagi kasmaran ketemu pangerannya” goda Rina pada Sheilla.
            “Ah... apaan sih kamu, nggak kok. Bukan itu.” jawab Sheilla.
            “Ahhh… Jangan bohong dech... pasti lagi nglamunin Raymon kan, jangan bohong. Kelihatan tuh dari muka kamu” goda Rina lagi.
            “Dibilangin enggak kok, bukan dia. Aku cuma lagi mikirin ayahku saja kok” jawab Sheilla.
            “Ohh... emangnya ayah kamu kenapa, ada masalah ya?” tanya Rina.
            “Oh.. nggak papa kok, cuman keinget sesuatu aja gitu.” jawab Sheilla yang mulai salah tingkah.
            Tak lama kemudian tiba waktu pulang sekolah, Sheilla pun mulai keluar dari ruangannya. Sesampainnya di pintu gerbang sekolah Sheilla pun tak menyangka kalau dia sudah ditunggu oleh Raymon. Raymon pun langsung menghampiri Sheilla dan mengajak Sheilla pergi kesuatu tempat yang Sheilla tidak tahu.
            “Heyy... ayo ikut...!” ajak Raymon.
            “Kemana?” sahut Sheilla dengan lantang.
            “Ayo ikut Ana, nanti kamu juga tahu sendiri kok, ada kejutan yang spesial buat kamu.” ucap Raymon sambil menaiki motornya.
            “Tapi….!!! Ucap Sheilla.
            “Udah, gak usah pake tapi-tapian. Ayo ikut aku aja, cuman sebentar kok..” jawab Raymon.
            “Ya udah dech... aku ikut aja, tapi jangan terlalu sore pulangnya ya” jawab Sheilla yang mulai gembira.
            “Siap bosss...???” sahut Raymon dengan keras.
            Mereka pun langsung menuju sebuah bukit yang dipenuhi dengan ilalang. Mereka berjalan menuju sebuah batu besar yang berada ditengah-tengah padang ilalang tersebut, dan mereka pun duduk berdua sambil melihat pemandangan padang ilalang disekitarnya.
            “Wahhhh indah banget... Pemandangannya indah banget... Baru kali ini aku ngeliahat pemandangan seindah ini” ucap Sheillla yang terkagum-kagum.
            “Emangnya kamu nggak pernah jalan-jalan atau pergi kemana gitu?” tanya Raymon yang juga ikut bahagia.
            “Oh... sejak aku ditinggalkan oleh ibuku, aku hanya dirumah saja dan melakukan kegiatan rumah. Selesai sekolah pun aku langsung pulang kerumah dan jarang main. Apalagi harus ngejagain ayahku” jawab Sheilla yang mulai sedih.
            “Upps... Sorry ya gue buat lho sedih” ucap Raymon yang mulai simpati melihat Sheilla.
            “Nggak papa... santai aja, udah biasa koq” jawab Sheilla.
            “Shell, sebenarnya gue ngajak lho kesini gue mau bicara sesuatu yang penting sama lho, tapi lho jangan marah ya...” ucap Raymon yang mulai mendekati Sheilla.
            “Bilang saja, aku gak bakalan marah koq. Gini-gini aku bisa jaga rahasia lhoh. Eh ngomong-ngomong mau ngomong apa, kayaknya serius banget” jawab Sheilla.
            “Gini, sejak pertama gue ngelihat lho, entah ada suatu hal yang enggak gue ngerti. Gue juga nggak tau apa itu, tapi gue mau jujur Shell mungkin rasa itu dating dari kamu. Setiap gue jalan dan deket ama lho, hati gue rasanya berdebar-debar terus nggak hanya itu pasti kepikiran kamu terus saat aku mau tidur. Mungkin ini rasa cintaku padamu Shell dan gue hanya mau bilang, kalau sebenarnya gue suka ama lho Shell, gue sangat cinta ama lho Shell. Mau gak kamu jadi cewek aku?” ucap Raymon dengan serius.
            Sheilla diam sejenak karena terkejut apa yang dikatakan oleh Raymon dan kemudian memandang Raymon dengan penuh perasaan karena Sheilla merasakan suatu hal yang belum pernah dia rasakan selama ini.
            “E..e… Sebenarnya a..aku juga suka sama kamu Ray, pertama kali aku lihat kamu aku udah suka sama kamu dan saat melihat kamu hatiku terasa berdebar-debar. Pada saat itulah aku yakin bahwa aku juga telah jatuh cinta dengan kamu” jawab Sheilla dengan perasaan yang mulai tidak karuan.
            “Beneran Shelll???? Kamu juga suka sama aku…” sahut Raymon dengan keras.
            “Emmm… iya Ray, aku suka sama kamu dan a… aku mau jadi pacar kamu Rey” jawab Sheilla sambil malu-malu.
            “Yesssss…. Akhirnya bidadariku datanag kepadaku. Terima kasih Tuhan, kau berikan dia untukkuuuu…. Terima kasih Shell kamu mau ngebuka hati kamu buat aku, gue saying kamu” teriak Raymon dengan keras.
            “Iya…iya Rey… sama-sama” jawab Sheilla.
            “Gue janji Shell gue akan jagain kamu dan akan selalu saying ama kamu, tidak hanya itu g ue pasti ngelindungin kamu dari apapun juga” ucap Raymon dengan gagah.
            Akhirnya mereka pun saling berpelukan diatas batu besar itu. Mereka pun resmi menjadi pasangan kekasih dan kemudian mulai bermesraan di atas batu itu juga. Sheilla yang merasakan hal itu hanya bisa beryukur, karena akhirnya dia punya kekasih yang tulus mencintainya.
            Tak lama kemudian waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, Sheilla harus bergegas untuk pulang kerumahnya.
            “Ray sorry ya kita lanjutkan besok saja jalan-jalannya, mumpung besok hari minggu. Sekarang aku harus cepat-cepat pulang” ucap Sheilla kepada Raymon.
            “OK, gue yang nganter lho pulang ya, takutnya lho kemalaman sampai rumah” jawab Raymon.
            “Ya sudah...ayo...” sahut Sheilla.
            Sesampainnya dirumah, pemandangan seperti biasa. Ayah Sheilla melamun lagi di samping pintu sambil menatap kelangit. Sheilla pun mengajaknya masuk kerumah.
            “Ayah ayo masuk, sudah hampir malam ayo kita makan malam bersama” ucap Sheilla sambil menggadeng tangan ayahnya masuk kerumah.
            Setelah  Sheilla selesai mandi dan bersih-bersih, Sheilla dan ayahnya mulai makan malam. Tapi pemandangan tampak berbeda, lagi-lagi ayahnya tidak mau makan lagi. Beberapa hari ini ayahnya tidak mau makan dan lebih sering melamun. Sheilla pun sudah tidak bisa menahan kesabarannya, muncullah amarah Sheilla yang sudah tidak bisa dibendung lagi karena sudah tidak bisa menghadapi ayahnya yang terus berdiam diri.
            “Cukup... sebenarnya ayah ini kenapa? Setiap hari hanya melamun saja, setiap hari aku bangun pagi dan menyiapkan makanan untuk ayah, aku relakan belajarku sampai larut malam. Itu semua karena aku sayang sama ayah, tapi apa...apa balasannya. Ayah tidak mau makan, tidak mau bicara sedikitpun, aku sudah cukup sabar ayah. Tapi kenapa ayah tetap saja tidak berubah, sebenarnya apa yang ayah sembunyikan dariku sehingga ayah sering melamun sendiri, apa tentang kepergian ibu yang tak aku mengeti?” ucap Sheilla yang mulai marah dan meneteskan air matanya.
            Mendengar kata-kata dari Sheilla, hati ayah Sheilla kini mulai tersentuh. Pada saat itu pula ayahnya mulai bicara.
            “Maafkan aku nak, aku memang hanya bisa menyusahkanmu. Aku memang tidak berguna, tapi itu semua karena aku sayang kepadamu” ucap ayahnya sambil memandang anaknya dengan penuh kasih sayang.
            “Apa...ayah bilang sayang, sayang dari mana. Orang tua mana yang mewujudkan rasa sayangnya dengan melamun dan tidak pernah memberikan perhatian serta kasih sayang kepada anaknya. Apa maksud dari semua ini ayah, aku mulai curiga kenapa ibu meninggalkan ayah. Itu pasti karena ayah tidak pernah mau memberikan kasih sayang ayah kepada ibu dan hanya memikirkan kepentingan ayah sendiri....iya kan..!!!” jawab Sheilla yang semakin marah.
            “Kamu bicara apa, kamu salah nak. Ibumu meninggalkan kita bukan karena ayah, tapi karena dia yang tidak sayang pada kita. Dia lebih memilih lelaki lain dari pada ayah, sejak ayah merantau ternyata ibumu diam-diam selingkuh. Disitulah ayah sangat sedih dan patah hati, selain itu aku menyembunyikannya darimu karena ayah takut kamu pasti akan kecewa dan sangat bersedih” jawab ayahnya lagi kepada Sheilla dengan sedih.
            “Jadi ini yang membuat ayah sering melamun dan tidak bersemangat, jadi ini. Kenapa ayah tidak katakan padaku dari dulu... Kenapa????” sahut Sheilla sambil menangis.
            “Maafkan ayah nak, itu karena ayah sayang padamu dan tidak ingin membuat kamu kecewa” jawab ayahnya sambil memeluk anaknya.
            Dari kejadian yang dialaminya, kini Sheilla percaya, bahwa jalan yang ditunjukkan oleh Tuhan memang sudah yang terbaik. Kini dia juga menjadi lebih dewasa dan tahu bahwa kesetiaan itu penting, serta jangan pernah menghianati satu sama lain. Walaupun kebahagiannya tidak pernah lengkap dengan kehadiran ibunya, tapi dia tetap bangga karena masih memiliki ayah dan kekasih yang masih menyayanginya selalu.

Website Music

MUSIC