twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Monday 7 October 2013

Sinopsis Novel Endesor

Sinopsis Novel Endesor

Sinopsis Novel Endesor
Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 2007
Jumlah Halaman: 288



Novel berjudul Endesor ini merupakan bagian dari serangkaian seri tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Endesor sendiri merupakan rangkaian ke tiga. Tokoh utama pada novel ini masih Ikal dan juga Arai, sepupunya. Secara umum novel ini bercerita mengenai kehidupan pendidikan Arai juga Ikal yang berhasil melanjutkan kuliahnya di Eropa. Sebelum berangkat ke sana, mereka berpamitan pada gadis pujaan mereka yakni Zakia Nurmala juga A Ling. Meski Zakia cuek menanggapi kepergian Arai, tetapi gadis itu tetap terbawa di hatinya. Demikian pula dengan Ikal. Meski tak bertemu dengan A ling, ia tetap memendam cinta.

Arai dan Ikal menempuh hampir 16 jam perjalanan dari Indonesia menuju Belanda. Sesampainya di Belanda, mereka berdua dijemput seorang wanita berparas menawan bernama Mrs. Famke Somers yang mengantarkannya ke sebuah flat sewaan tempat mereka akan menginap. Sayangnya, karena kesalahpahaman mereka berdua diusur dari tempat tersebut dan menghabiskan malam pertama di taman kota di tengah kedinginan yang menusuk tubuh. Udara tak bersahabat tersebut bahkan membuat Ikal seolah sekarat. Keesokan harinya, mereka berjalan-jalan ke pusat kota. Namun dengan penampilan mereka yang kusut, banyak petugas yang menaruh curiga dan menggeledah mereka berdua. Pertolongan kemudian datang setelah Erika, sekretaris Dr. Woodward ditugaskan menjemput mereka dan mengantarkannya kembali ke flat. Seminggu di flat, mereka memutuskan berangkan ke Perancis untuk mencari apartemen tempat tinggal sekaligus mengunjungi menara Eifel yang legendaris itu.


Selang beberapa waktu, perkuliahan dimulai. Mereka dipertemukan orang-orang dari berbagai bangsa. Ikal bertemu dengan seorang gadis Jerman bernama Katya yang memiliki rupa sempurna. Katya kemudian menjalin kasih dengan ikal. Hanya saja, rasa cintanya pada A Ling membua Ikal tak sanggup menjalani kisah tersebut lebih lama. Ia akhirnya memutuskan untuk berteman saja dengan Katya. Ikal memang sangat mencintai A Ling. Sayangnya ia tak tahu dimana keberadaan wanita bermata segaris itu. Ia hanya tahu A Ling meneruskan sekola tata busananya. Bisa saja di Singapura, di Afrika atau bahkan Eropa. Ikal sangat ingat, ia pernah membaca novel yang berkisah tentang sebuah kampung indah bernama Endesor. A Ling sangat ingin ke tempat tersebut.

Dalam perjalanan masa kuliah, Ikal dan teman-temannya dilingkupi kebosanan sehingga mereka memutuskan untuk melakukan taruhan mengelilingi Eropa selama 3 bulan. Siapa yang mampu mengelilingi Negara terbanyak adalah pemenangnya. Taruhan tersebut sebenarnya membuat tujuan lain Ikal terlaksana, yakni mencari A Ling. Mereka memulai perjalanan dari Belanda. Bersama Arai, ia berhasil mengelilingi beberapa Negara cantik di Eropa. Sayangnya, Arai terserang penyakit pernapasan akut sampai-sampai ia harus dipulangkan ke Indonesia. Akhirnya Ikal memutuskan kembali ke apartemennya di Perancis. Ia disambut kabar murung bahwa dosen pembimbingnya akan segera pensiun dan ia disarankan ikut bersamanya ke sebuah tempat bernama Sheffield di Inggris. Di dalam perjalanan ia melewati sebuah desa yang sangat indah dan memutuskan untuk singgah. Ia tak tahu nama tempat itu, dan saat bertanya ia terkejut sebab tempat itu bernama Endesor.

Sinopsis novel Endesor ini hanya mencakup cerita secara umum. Untuk cerita yang lebih detil, silahkan baca novelnya langsung. Secara keseluruhan, penulisan di dalam Endesor ini masih sama dengan seri pendahulunya. Andrea Hirata masih menuliskannya kental dengan bumbu komedi satir. Menarik untuk dibaca! 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/03/sinopsis-novel-endesor.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sinopsis Novel Azab Dan Sengsara

Sinopsis Novel Azab Dan Sengsara

Sinopsis Novel Azab Dan Sengsara
Penulis: Merari Siregar
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama Terbit: 1920
Jumlah Halaman:


Novel yang satu ini bisa dikategorikan novel klasik terbitan Balai Pustaka. Ia menandai zaman dimana sastra Indonesia masih didominasi penggunaan bahasa melayu yang kental. Adapun tema umum novel yang satu ini adalah kehidupan percintaan seorang gadis yang pernikahannya tidak membawa pada hidup yang bahagia tetapi justru pada kesengsaraan. Tokoh sentral dalam kisah cinta ini bernama Mariamin dan Aminu’ddin. Keduanya berkerabat dekat tetapi berbeda nasib. Aminu’ddin merupakan anak kepala kampong, seorang bangsawan yang kaya raya dan disegani banyak orang. Sementara itu Mariamin tumbuh di lingkungan keluarga yang miskin. Sejak kecil keduanya sudah berkenalan dan bermain bersama. Beranjak dewasa, Aminu’ddin dan Mariamin merasakan getaran cinta yang kuat. Aminu’ddin berjanji akan menikahi Mariamin. Niatnya ini diutarakan pada ibu dan ayahnya, Baginda Diatas. Sang ibu setuju sebab ia menganggap Mariamin masih keluarganya dan dengan menikahkannya dengan Aminu’ddin, ia bisa menolong kemiskinan gadis itu. Namun, pendapat berbeda datang dari ayah Aminu’ddin yakni Baginda Diatas. Ia diam-diam tidak menyetujui rencana Aminu’ddin sebab ia beranggapan pernikahan tersebut tidak pantas dan akan menurunkan derajat bangsawannya.


Untuk mewujudkan niatnya, akhirnya Aminu’ddin berangkat ke Medan untuk mencari kerja. Saat di Medan, ia masih rajin berkirim kabar dengan Mariamin. Sampai suatu waktu, ia akhirnya mengirim berita ke kampung bahwa ia sudah siap untuk berumahtangga dengan wanita pujaannya tersebut. Sayangnya, Baginda Diatas, ayah Aminu’ddin tidak setuju. Ia menyusun rencana agar isterinya tidak menyetujui keinginan Aminu’ddin. Caranya, ia membawa isterinya ke dukun sewaan dan pura-pura meramal jodoh terbaik untuk Aminu’ddin, anaknya. Sang dukun berkata bahwa jodoh Aminu’ddin bukanlah Mariamin melaikan seorang gadis bangsawan di desa mereka. Ibu Aminu’ddin pun percaya dan setuju berangkat ke Medan dengan membawa gadis bangsawan yang hendak dinikahkan dengan Aminu’ddin.

Saat mereka tiba di Medan, Aminu’ddin kaget sebab keputusan orangtuanya menjodohkan dengan gadis tersebut memukul jiwanya. Tapi ia tak bisa menolak sebab saat itu ia terikat adat busaya yang harus selalu patuh pada keputusan orang tua. Akhirnya Aminu’ddin mengirim surat kepada Mariamin sambil memohon maaf karena ia terpaksa menikahi gadis lain meskipun tanpa cinta. Mendengar kabar terebut, Mariamin sangat sedih. Ia bahkan sempat sakit. Setahun berselang, ibu mariamin akhirnya menerima pinangan seorang laki-laki bernama Kasibun. Ia berharap pernikahan tersebut akan mengobati luka Mariamin. Akan tetapi apa yang diniatkan ibu Mariamin tidak terjadi. Pernikahan tersebut malah menambah penderitaan lain bagi Mariamin. Sebab, ternyata Kasibun memiliki isteri yang diceraikannya dengan alasan ingin menikahi Mariamin.

Selanjutnya, Kasibun membawa Mariamin ke Medan. Mereka mengalami hubungan suami siteri yang compang sebab Mariamin tidak ingin melakukan hubungan intim dengan suaminya. Alasannya, ternyata Karibun memiliki penyakit kelamin yang bisa menular. Mendapat penolakan tersebut, Karibun kalap dan sering menyiksa isterinya, Mariamin. Penderitaannya semakin bertambah sejak Aminu’ddin bertamu ke rumahnya suatu waktu. Melihat reaksi Mariamin yang tak biasa, Karibun pun membaca sesuatu yang lain dan kemudian cemburu. Semakin hari ia semakin sering menyiksa isterinya.

Pada akhirnya Mariamin tak sanggup lagi dan akhirnya melaporkan suaminya, Karibun, ke polisi. Akhirnya Karibun ditetapkan bersalah dan diwajibkan membayar denda serta melepaskan Mariamin tak lagi jadi isterinya. Mariamin akhirnya kembali ke desanya dan hidup menderita di sana. Ia sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia dalam derita.

Demikian sinopsis novel Azab dan Sengsara ini. Bahasa yang digunakan masih khas Melayu, sehingga untuk generasi muda mungkin novel ini sedikit membosankan. Tapi bagi mereka yang gemar menyimak sejarah sastra, sinopsis novel yang satu ini tentu menarik disimak. Novel ini kabarnya merupakan novel sastra pertama di Indonesia terlepas dari tahun berapa Balai Pustaka didirikan. 
 
 
Sumber :  http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/03/sinopsis-novel-azab-dan-sengsara.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sinopsis Buku Habibie & Ainun

Sinopsis Buku Habibie & Ainun

Sinopsis Buku Habibie &  Ainun
Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie
Penerbit: PT THC Mandiri
Tahun Pertama Terbit: November 2010
Jumlah Halaman: xxi + 323 halaman

Sebenarnya buku ini bukanlah novel. Kisah yang diangkat di dalamnya pun bukan fiksi. Buku ini ditulis langsung oleh Bapak Habibie yang ia tujukan untuk mengenang mendiang ibu Ainun, sang isteri. Jadi, buku ini serupa Otobiografi. Penggalan kisah cinta dalam dunia nyata mantan Presiden Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie. Meski pada akhirnya, harus juga diakui bahawa gaya menulis bapak Habibie dalam buku ini sama dengan cara novelis bercerita. Sudah pernah membaca buku ini? Atau, sudah pernah menonton filmnya? Kesuksesan buku berjudul Habibie & Ainun ini juga berimbas pada suksesnya film dengan judul yang sama. Hampir semua rakyat Indonesia menontonnya. Jika Anda belum, silahkan simak sinopsis buku Habibie & Ainun yang kami rangkum untuk Anda.

Secara umum, kisah yang ditulis Pak Habibie ini bercerita semua hal tentang Ibu Ainun, mulai dari pertemuan pertama mereka hingga detik-detik maut memisahkan cinta keduanya. Kisah ini sangat inspiratif. Tentang cinta yang tulus dan sederhana. Sebenarnya, Ibu Ainun dan Bapak Habibie saat SD, bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja pada waktu itu, ia belum merasakan getar cinta. Alih-alih suka, ia malah terkesan suka mengejek Ibu Ainun yang dianggapnya berkulit gelap. Pak Habibie bahkan menjuluki ibu Ainun dengan sebutan Gula Jawa. Meski suka menjahili Ibu Ainun muda, namun semua guru selalu menjodohkan mereka meski hanya terkesan sebagai ejekan.

Rasa cinta bapak Habibie pada ibu Ainun justru baru lahir pada saat mereka dipertemukan di waktu lain, dimana mereka berdua telah dewasa. Saat ini, Fanny, adik bapak Habibie mengajaknya berkunjung saat hari raya ke kediaman keluarga Ibu Ainun. Saat pertama kali melihat Ainun, bapak Habibie langsung bergetar hatinya. Cinta bapak Habibie tersebut disambut oleh ibu Ainun. Dalam waktu yang singkat keduanya sepakat untuk menikah.

Perjalan selanjutnya, bapak Habibie dikisahkan memboyong Ibu Ainun kembali ke Jerman. Di sinilah perjuangan mereka dimulai. Bapak Habibie merintis karirnya dari nol. Namun berkat kegigihan dan sokongan cinta dari Ibu Ainun, mereka berhasil melalui masa-masa sulit yang menguras tenaga juga emosi. Pada akhirnya bapak Habibie terus memperlihatkan prestasi yang membuat ia dikagumi banyak orang di Jerman.

Kisah di dalam buku ini juga menyisipkan nilai nasionalisme. Bapak Habibie bercerita mengenai kepeduliannya pada bangsa, hanya saja beberapa kendala politik dan intriknya membuat bapak Habibie kapayahan. Namun, berkat niatnya yang tulus, ia kemudian berhasil menjadi orang Nomor 1 di Indonesia. Kisah ini sebenarnya tidak fokus pada bagaimana Pak Habibie memimpin Indonesia, tetapi seberapa kuatnya ibu Ainun mendampingi beliau yang sangat sibuk. Perannya sebagai Istri dan juga Ibu Negara dijalankan dengan baik. Meski beliau susah menemukan waktu untuk bercengkrama dengan Bapak Habibie.

Kisah manis ini kemudian ditutup dengan kematian ibu Ainun akibat kanker yang dideritanya selama bertahun-tahun. Salah satu kisah paling mengharu biru dalam buku ini adalah pada saat ibu Ainun hendak dioperasi. Biasanya pak Habibie selalu datang menjenguknya di waktu yang sama. Hanya saja karena hari itu Ibu Ainun menjalani Operasi, Bapak Habibie tidak diperkenankan masuk ruangan tempat ibu Ainun dirawat. Hal ini kemudian mengguncang jiwa bu Ainun. Ia menangis sedih, karena ia berpikir ada hal buruk yang membuat suaminya belum datang. Ibu Ainun, wanita penyabar tersebut, masih mengkhawatirkan suaminya meski faktanya ia tengah sekarat. Begitulah cinta yang selalu belajar untuk tulus. 
Buku ini sangat layak untuk Anda baca. 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/05/sinopsis-buku-habibie-ainun.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sinopsis Novel 5 Cm

Sinopsis Novel 5 Cm

Sinopsis Novel 5 Cm


Penulis: Dhonny Dirghantoro
Penerbit: PT. Grasindo
Jumlah Halaman: 381
Tahun Pertama Terbit: 2005



Buku ini secara garis besar bercerita mengenai persahabatan dan nasionalisme. Banyak di antara kita yang beranggapan nasionalisme adalah perkara yang pelik. Melalui 5 Cm, kita diajak “bermain-main” dengan rasa cinta pada negeri ini secara sederhana melalui kelima sahabat yang menjadi tokoh utama novel besutan penulis muda, Donny Dirghantoro. Novel ini dibuka dengan perkenalan masing-masing tokoh yaitu Arial, Zafran, Genta, Riani dan Ian. Dengan cerdas, sang penulis merekatkan karakter kuat pada masing-masing tokoh. Hal ini yang membuat 5 Cm unggul dari novel lain. Jika secara umum pada permulaan novel kita dibiarkan menebak seperti apa karakter para tokoh, maka di dalam 5 cm, kita tidak dibiarkan menebak sebab karakter tokoh sudah terbaca kuat di halaman awal.

Kelima tokoh utama ini telah berada dalam lingkar persahabatan selama kurang lebih 7 tahun. Hingga suatu saat mereka diliputi kebosanan. Kehidupan yang monoton membuat mereka berpikir untuk berpisah selama 3 bulan. Dalam masa “berpisah tersebut”, mereka tidak diperkenankan melakukan komunikasi dalam bentuk apapun. Dalam kurun 3 bulan tersebutlah, mereka ditempa dengan hal baru. Dengan rasa rindu yang saling menyilang. Tentang tokoh Riani yang mencintai salah satu sahabatnya. Tentang Zafran yang merindui adik Arial, sahabatnya sendiri. Tentang Genta yang memilih mengagumi Riani dengan diam. Dan masih banyak lagi lainnya. Sampai pada bagian ini, konsep nasionalisme masih blur.


Ide mengenai nasionalisme disisip penulis dengan cerkas pada bagian saat mereka kembali bertemu. Kelima sahabat ini memutuskan menunaikan rindu dengan mendaki puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, Semeru. Surga dunia yang dititip Tuhan di Nusantara. Alasan yang lebih dari cukup bagi orang-orang (khususnya anak muda) untuk mencintai bangsa ini dan memajukannya dengan tekad yang disimpan di jidat, tak lebih dari 5 cm. Pada bagian ini pula, penulis merubah kisah persahabatan menjadi kisah petualangan yang dibumbui kisah cinta yang manis. Cinta segitiga di antara mereka dikemas dengan tawa bukan tangis. Hal ini yang menjadikan 5 Cm menarik. Hal kecil yang mainstream dibuat berbeda tetapi natural. Hal lain yang mempertegas semangat nasionalisme dalam buku ini adalah petikan-petikan quote yang powerful misalnya:

Sebuah Negara Tidak Akan Pernah Kekurangan Seorang Pemimpin Apabila Anak Mudanya Sering Berpetualang di Hutan, Gunung & Lautan.
(Hendry Dunant)


Pemakaian Bahasa

Jika ditelaah, Donny Dhirgantoro menggunakan bahasa sehari-hari khas anak muda Jakarta. Bahasanya ringan namun tetap sanggup menghantarkan makna yang dalam. Dalam novel ini, penulis juga banyak menyisip kata-kata asing sebab ada banyak kutipan lirik lagu yang dimasukkan. Bagi sebagian orang, hal ini menciderai jiwa nasionalis yang mencoba dibangun novel ini di bagian akhir. Namun, jika kita jernih melihat, nasionalisme tak ada hubungannya dengan selera musik. Secara umum, dari pemilihan bahasa, Donny dengan jelas membidik pembaca muda. 

Kelebihan, Kekurangan Dan Pesan Moral

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, novel ini berhasil membuat nasionalisme lebih mudah dicerna, hal ini menjadi keunggulan tersendiri. Hal lainnya adalah adalah kisah percintaan dan persahabatan yang dikemas dengan ringan. Jangan berharap Anda akan menemukan tokoh yang merana sebab orang yang dicintainya, mencintai orang lain. Berbicara soal kekurangan, novel ini memasukkan terlalu banyak lirik lagu untuk menggambarkan beberapa keadaan. Hal ini bisa saja membuat pembaca yang awam musik luar menjadi terusik dan sulit memahami.

Menyoal pesan moral, poin ini telah disisip penulis dengan cerdas pada pemilihan judul: 5 Cm. Bagi yang belum membaca, pasti bertanya-tanya Mengapa 5 cm? atau Ada apa dengan 5 cm? Jawabannya cukup filosofis. 5 cm adalah jarak kita menaruh mimpi dan cita-cita di depan mata. Biarkan mengambang agar kita selalu melihatnya dan bertekad mengejarnya.

Sinopsis novel 5 Cm ini disusun tidak untuk menyampaikan semua isi buku terkait. Melainkan memperkenalkan kepada pembaca yang ingin “mengintip” seperti apa kisah di balik Novel 5 Cm karya Donny Dhirgantoro sebelum memutuskan untuk membeli. Selamat berburu! 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-5-cm.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Resensi Novel Negeri 5 Menara

Resensi Novel Negeri 5 Menara

Resensi Novel Negeri 5 Menara
Penulis: A. Fuadi
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun Pertama Terbit: 2010
Jumlah Halaman: 424

Novel yang satu ini bisa dikatakan novel religious kontemporer bertemakan pendidikan yang paling laris dicari pembaca. Novel Negeri 5 Merupakan rangkaian pertama dari trilogy karya A. Fuadi ini. Secara umum, sang penulis mengisahkan pegalaman hidup lima orang pemuda yang menempuh pendidikan di sebuah pesantren terkenal beranama Pesantren Madani atau PM. Kelima tokoh utama tersebut adalah Alif Fikri yang berasal dari Padang, Atang yang berasal dari Bandung Jawa Barat, Raja dari Medan, Dulmajid yang datang dari daerah Sumenep, Said dari kota Mojokerto, dan terakhir Baso yang berasal dari sebuah tempat di Sulawesi Selatan bernama Gowa. Kelima sahabat ini bersama-sama mengarungi kehidupan pendidikan di Pesantren Madani baik itu riang dan gamang, asam dan manis.

Pada mulanya, sang tokoh Alif ingin menjadi sosok intelek seperti Habibie. Ia mengingkan bersekolah di SMA Bukittinggi demi mencapai cita-citanya. Sayangnya, Amak, orang tua Alif tidak mengijinkan hal tersebut. Ia menginginkan Alif menjadi seorang ustad atau pemuka agama sehingga ia berpikir menyekolahkannya di pondok pesantren. Alif sebenarnya berberat hati, tapi pada akhirnya ia menuruti Amak-nya dan melanjutkan pendidikan di Pesantren Madani. Pada mulanya, Alif begitu kaget menjumpai kehidupan di dalam pondok pesantren yang begitu disiplin. Namun seiring berjalannya waktu, ia kemudian ikut lebur di dalamnya bersama sahabat-sahabatnya yang lain. Mereka semua percaya pada sebuah mantra: Man Jadda Wajada yang berarti siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil.

Menurut beberapa pengamat, penulis novel Negeri 5 Menara ini berhasil menggambarkan suasana modern di dalam pesantren yang selama ini dianggap kuno dan kaku serta tidak menarik. Paham mengenai pesantren yang hanya mengajarkan persoalan agama juga seolah hendak dikikis sang penulis. Di dalam novel ini secara tersirat ia memperlihatkan sisi modern pesantren dengan mengisahkan mereka belajar soal seni, bahasa dan juga kewajiban berbahasa Inggris yang tak bisa ditolerir. Sang penulis juga dinilai cerdas menitip kisah humor yang membuat novel berat ini agak sedikit ringan dan renyah untuk dinikmati.

Novel ini banyak dinilai masuk ke dalam novel motivasi seperti Laskar Pelangi milik Andrea Hirata. Banyak yang mengecualikannya dari novel sastra mengacu pada penggunakan kalimat dan gaya bercerita sang penulis yang kurang menggunakan unsur alegori di dalamnya. Meski demikian, novel yang satu ini masuk ke dalam jajaran Best Seller dan berhasil merubah paradigma salah mengenai dunia pesantren. Novel ini direkomendasikan bagi siapapun yang sedang ada di dalam proses untuk mewujudkan cita-cita. Resensi novel Negeri 5 Menara ini hanya mengisahkan sebagian kecil cerita yang tersimpan di dalamnya. Jadi, ada baiknya Anda membeli dan membaca langsung agar bisa memetik hikmah yang lebih dalam. Selamat berburu novel ya! 
 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/03/resensi-novel-negeri-5-menara.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sinopsis Novel Sang Pemimpi

Sinopsis Novel Sang Pemimpi


Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Pertama terbit: 2006
Jumlah Halaman: 292


Sukses dengan Novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata kembali memukau pembaca dengan novel keduanya yakni Sang Pemimpi. Novel ini merupakan rangkaian kedua dalam seri tetralogi Laskar Pelangi. Apa yang diusung Andrea Hirata dalam novel kedua ini? Masih sama sebenrarnya dengan Laskar Pelangi, kisah tentang kekuatan mimpi, dinamika persahabatan, ambisi, cara memaknai hidup dan lainnya. Sebagai tetralogi, penyambung kisah novel pertama dengan novel kedua ini adalah tokoh Ikal. Jika pada Laskar Pelangi, kisah yang diusung adalah kehidupak kesepuluh anak-anak Laskar Pelangi, maka dalam Sang Pemimpi, Andrea membesut kisah persahabatan antara Ikal dan tokoh sentral lainnya bernama Arai. Mimpi mereka dimulai dari desa kecil di Belitong dan mereka impikan bermuara di Eropa, tepatnya di Perancis.

Kisah dalam novel ini dimulai dengan kehidupan tokoh ikal di Belitong pada saat ia masih SMA. Ia bersama saudara jauhnya yakni Ikal menjalani masa SMA yang menyenangkan meski berat sebab tuntutan ekonomi membuat mereka dewasa sebelum waktunya. Untuk tetap besekolah dan hidup, keduanya bekerja sebagai kuli di sebuah pelabuhan ikan. Waktu kerja mereka dini hari sehingga waktu sekolah tidak terganggu. Kegigihan mereka pada akhirnya terbayar saat mereka dewasa kelak. Ikal sendiri berhasil mendapatkan gelar sarjana ekonomi dari Universitas Indonesia, sementara Arai yang pada akhirnya kuliah di Kalimantan, menjadi seorang ahli biologi.


Selain Ikal dan Arai, ada tokoh sentral lain dalam novel Sang Pemimpi ini. Ia adalah Jimbron. Ia sendiri adalah anak yatim piatu yang diceritakan diasuh oleh seseorang bernama Geovanny. Ia berwajah bayi dengan tubuh gembur. Pemikirannya lurus, cenderung naïf dan polos. Jimbron sangat menyukai kuda dan tahu seluk beluk hewan tangkas tersebut. Jimbron menjadi perekat hubungan Ikal dan Arai, oleh sebab keluguannya, ia mudah disayangi dan mendapat simpati. Persahabatan mereka juga tentang bagaimana melindungi Jimbron. Namun, selepas SMA, ketiga sahabat ini berpisah. Mereka berbeda rute dan dipisahkan kota.
Ada banyak tokoh pembantu lainnya dalam cerita ini antara lain Pak Mustar, Pak Drs. Julian Ichsan Balia, Nurmalala, Lakshmi, Taikong Hamim, Bang Zaitun dan masih banyak lagi lainnya. Kesemua tokoh ini mewarnai dinamika perjuangan Arai juga Ikal meraih mimpi. Novel ini menarik dengan bahasa yang tentu apik khas Andrea Hirata. Meski memang tak sefeonomenas Laskar Pelangi, namun Sang Pemimpi ini seperti sebuah “penuntasan” dari apa yang dikosongkan Laskar Pelangi. Sama seperti cerita tetralogi lainnya, saat Anda membaca buku pertama, maka seyogyanya Anda juga menuntaskkan novel lanjutannya.

Novel ini sangat direkomendasikan bagi mereka yang mencintai mimpi. Ada banyak quote membangun yang sederhana namun penuh kekuatan. Membaca Sang Pemimpi akan membuat Anda berani menyongsong mimpi Anda sendiri. Ada satu quote yang cukup memorable dari buku ini, yakni:

“Kita tak kan pernah mendahului nasib!” teriak Arai.
“Kita akan sekolah ke Prancis, menjelajahi Eropa sampai ke Afrika! Apa pun yang terjadi!”

Novel ini dibuka dengan kisah dua remaja tanggung yang mungkin tampak biasa. Namun seiring helaian halaman buku, Anda pasti jatuh cinta dengan kepiawaian Andrea. Sama seperti Laskar Pelangi, Sang Pemimpi juga dipenuhi kalimat filosofis yang sederhana namun berat makna. Ia juga dibumbui komedi sedikit satir dan halus. Sinopsis Novel Sang Pemimpi ini membuka jalan Anda untu tertarik membaca novel secara utuh. Selamat berburu ya! 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-sang-pemimpi.html diakses tanggal 7 oktober 2013

SInopsis Novel Belenggu

SInopsis Novel Belenggu

Penulis: Armijin Pane
Penerbit: Dian Rakyat
Tahun Pertama terbit: -
Jumlah Halaman: 150


Novel ini merupakan salah satu karya sastra klasik terbaik di jamannya. Masih bertemakan cinta yang rumit antasa sepasang suami isteri bernama Tono dan Tini. Tokoh sentralnya memang mereka berdua, Sukartono dan juga Sumartini. Pasangan ini menikah bukan dengan dasar cinta tetapi atas motif yang tak biasa. Suhartono atau Tono misalnya, ia memilih Tini bukan untuk berlandaskan persaan cinta yang menggebu akan tetapi karena alasan Tini adalah pribadi yang lincah, aktif, cerdas dan pantas untuk mendampinginya yang seorang dokter itu. Sementara itu, Tini juga menerima pinangan Tono bukan karena cinta. Ia mau dinikahi dengan harapan agar kisah masa lalunya yang kelam tak datang lagi menghantui dirinya. Dua orang yang terjebak dalam pernikahan semu, tak bahagia, tidak saling melengkapi. Pernikahan mereka bermuara pada prahara.

Tono menenggelamkan dirinya dalam kesibukan sebagai seorang dokter. Sementara Tini juga waktunya sepenuhnya hanya untuk organisasi kewanitaannya. Tono tak sempat lagi memainkan perannya sebagai seorang suami. Ia mencintai profesi dokternya yang dianggap mulia ketimbang mengurusi kabar sang isteri. Mereka akhirnya asing satu sama lainnya. Tini merasa suaminya mengucilkan dirinya, Dan Tono merasa, pasiennya jauh lebih penting. Sampai satu saat, dalam kehidupan Tono, muncullah pasien bernama Ny. Eni. Tokoh ini tak lain adalah teman Tono saat ia masih di Bandung dahulu. Ny. Eni adalah Rohayah. Ia dahulu memang mencintai Tono, dan bertekad menggoda lelaki itu. Setiap hari ia mengunjungi dokter Tono mengeluh sakit ini dan itu sebagai alibi untuk bertemu dan menggodanya. Awalnya Tono tidak termakan, namun lama kelamaan, kekosongan hatinya diisi oleh Rohayah. Ia tak dapat lagi membendung hasratnya.


Semakin hari hubungan Tono dan Ny. Eni atau Rohayah semakin intim. Mereka seolah tak peduli lagi pada status Tono sebagai pria beristeri. Keintiman ini semakin menjadi-jadi dan akhirnya sampai juga di telinga ibu-ibu teman organisasi Tini. Rumah tangga yang mereka bangun pun semakin terancam. Seiring dengan itu, masa kelam Rohayah sebagai wanita panggilan ikut menyeruak. Kisah kelam Tini yang pernah dinodai seseorang ikut memperkeruh konflik. Bagaimana kelanjutannya? Plot dalam novel ini cukup padat tetapi juga mengalir dengan deras. Siapapun yang membacanya pasti jatuh cinta.

Selain cerita, keunggulan lain novel ini ada pada cara sang penulis bertutur. Ia dengan gayanya yang khas menggirng pembaca pada imajinasi masa lampau. Masa dimana bangsa ini masih serupa bayi yang merangkak menuju dewasa. Sementara itu, pemilihan bahasa yang digunakan penulis juga masih kuat dengan pengaruh sastra klasik. Simak saja penggunaan kata “terus” yang sekarang telah digantikan kata “selalu”. Dalam kata “dr tono terus saja menghampiri meja” harus diartikan” dr. Tono selalu saja menghampiri meja”. Perbedaan frasa klasik dan modern ini boleh jadi akan membingungkan pembaca yang memang awam akan sastra klasik. Meski demikian, cerita yang ada dalam buku ini merupakan faktor yang akan melekatkan pembaca sampai halaman terakhir. Adapun persoalan tata bahasa, boleh jadi justru menjadi unsur penambah nilai tersendiri. Utamanya bagi mereka yang menyenangi sastra dan ingin belajar akar budaya sastra modern saat ini.

Sinopsis Novel Belenggu ini hanya menyajikan sebagian dari cerita. Jika tertarik, Anda bisa membaca utuh bukunya. Selamat membaca ya.
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-belenggu.html diakses tanggal 7 Oktober 2013

Sinopsis Novel Salah Asuhan

Sinopsis Novel Salah Asuhan


Penulis: Abdul Muis
Penerbit: Balai Pustaka
Tahun Pertama terbit: 1928
Jumlah Halaman: 273



Novel ini dianggap sebagai karya monumental terbaik dalam bidang sastra Indonesia yang memulai babak modern. Dahulu novel Salah Asuhan ini sempat ditolak diterbitkan oleh Balai Pustaka dan kemudian ditulis kembali dengan menampilkan karakter Eropa yang baik pada jaman itu. Memang saat itu Balai Pustaka hanya mengijinkan buku “putih” untuk dicetak. Yakni buku yang tidak ada muatan pemberontakan dan haruslah memakai bahasa Melayu yang formal. Bagaimana kisah dalam Salah Asuhan dimulai? Sederhana saja, kisah cinta antara dua anak manusia, Corrie Du Bussee dengan seorang pemuda Minang bernama Hanafi.

Kisah cinta mereka penuh intrik pun konflik sebab pada faktanya Corrie adalah bagian dari keangungan Eropa, meski ibunya seorang pribumi. Dan Hanafi sendiri adalah pemuda biasa yang berasal dari Solok. Saat itu, tabu untuk menyatukan seorang Eropa dan Pribumi. Meski Corrie paham ia juga menaruh hati pada sahabatnya, Hanafi. Namun pertentangan hebat dalam dirinya membuat ia meninggalkan Solok dan berangkat ke Betawi untuk melanjutkan pendidikannya. Hanafi sangat terpukul. Ia terluka dan rapuh. Ia mengurung dirinya, tidak berminat lagi pada aktifitas manusia semacam makan dan minum. Ia berubah menjadi seseorang yang acuh pada lingkungan, kurus, ceking layaknya seseorang yang diserang penyakit ganas.


Namun, ditengah masa “berkabung hati” tersebut, ada Rapiah si gadis Minang dengan budi pekerti dan tutur kata yang baik. Ia juga perempuan Minang yang saleh dan menjadi pilihan Ibu Hanafi. Didesak dengan keinginan orang tua, kehampaan hidup ditinggal oleh Corrie, dan balas budi pada mamak Rapiah, pada akhirnya Hanafi setuju untuk menikahi Rapiah. Pernikahan tanpa cinta itu sudah serba salah di permulaannya. Pada cara pernikahan, Hanafi yang memang telah lama memilih hidup dalam kebudayaan Eropa menolak memakai pakaian adat Minang. Hal tersebut menjadi permasalahan yang pelik.

Pernikahan compang itu berlanjut tanpa kebahagian. Hanafi tidak memperlakukan Rapiah dengan cinta. Meski mereka telah memiliki buah hati bernama Syafi’i, namun bocah tersebut selalu merasa tak aman dan nyaman saat berada dekat dengan sang ayah. Hanafi tak hanya berperangai buruk pada Rapiah dan anaknya, tetapi juga pada sang ibu yang melahirkannya ke dunia ini. Hanafi banyak bergaul dengan orang Eropa, dan memilih menyembunyikan identitas Rapiah. Ia malu memperisteri Rapiah. Ia bahkan diibaratkan seorang pembantu jika seorang karib Eropa-nya datang bertandang ke rumahnya.

Semua bergulir dan begitu menyiksa bagi semua orang. Sampai pada suatu waktu, Hanafi mendapatkan musibah yang mengharuskan ia berangkat ke Betawi untuk berobat. Ia meninggalkan ibu, isteri dan anaknya dengan perasaan bahagia, sebab ia diam-diam menyongsong Corrie, kekasih hatinya. Singkatnya, mereka akhirnya bertemu di Betawi. Cinta yang padam kembali hidup dan membara. Bahkan Hanafi memilih pisah dari Rapiah dengan mengiriminya surat perihal ia dan Corrie. Hal ini menyentak hati Rapiah dan membuat ia akhirnya perlahan melupakan Hanafi, sang suami. Lantas bahagiakah Hanafi memperisteri Corrie? Jawabannya tidak. Pernikahan mereka dihalau berbagai riak. Konflik novel ini dimulai dari sini.

Secara umum novel Salah Asuhan ini sangat menarik. Jika seseorang mendamba diri sebagai seorang sastrawan, pastilah tak akan melewatkan novel ini. Meskipun bahasanya Melayu formal, tetapi alur yang runut serta konflik yang ditulis dengan rapi membuat ia tetap menarik untuk dibaca. Ada juga pesan moral yang kiat di dalamnya. Tentang cinta, orang tua dan juga sedikit kebangsaan. Berikut penggalan dialog Hanafi yang sarat akan makna:

…….Dengarlah! Sepanjang pendapat saya, cinta itu akan berbukti benar, bila yang menaruhnya tahu menaruh sabar, tahu menegakkan kepalanya di dalam segala rupa marabahaya serta rintangannya. Cinta itu tahu memberi korban, jika perlu. Jika orang yang bercinta seketika saja sudah menundukan kepala atau mencari jalan hendak… lari, setiap bertemu rintangannya, tidak sucilah cinta itu….. ( hlm.260)

Menarik bukan? Sinopsis novel Salah Asuhan ini disusun untuk menyajikan potongan cerita tak utuh pada Anda. Untuk lebih lengkapnya, beli bukunya dan baca utuh. Cerita klasik ini meski mungkin klise, menyoal cinta, namun tetap akan membuat Anda jatuh hati. Selamat membaca ya! 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-salah-asuhan.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sinopsis Novel Laskar Pelangi

Sinopsis Novel Laskar Pelangi


Penulis: Andrea Hirata
Penerbit: Bentang Pustaka
Tahun Pertama terbit: 2005
Jumlah Halaman: 529


Novel berjudul Laskar Pelangi ini adalah novel pertama dari serangkaian tetralogi milik Andrea Hirata. Buku lanjutan Laskar Pelangi ini, berturut-turut adalah Sang Pemimpi, Endesor. serta Maryamah Karpov. Laskar Pelangi sendiri telah menjadi buku sastra terlaris sepanjang sejarah perbukuan di Indonesia. Dan perkembangan terakhirnya, novel apik ini telah diterbitkan di berbagai benua dalam berbagai bahasa. Apa yang menarik dari novel Laskar Pelangi ini?

Secara garis bersar, novel ini bercerita kehidupan kanak-kanak beberapa bocah di Belitong. Andrea Hirata memulainya dengan kisah miris dunia pendidikan di Indonesia dimana sebuah sekolah yang keurangan murid hendak ditutup. Sekolah tersebut adalah SD Muhammadiyah di Gantung Belitung Timur. Namun, karena murid yang terdaftar genap 10, sekolah dengan bangunan seadanyatersebut tetap diijinkan beraktifitas seperti biasanya. Ke-sepuluh murid tersebut adalah para laskar pelangi. Nama yang diberikan guru mereka bernama Bu Mus, oleh karena kegemaran mereka terhadap pelangi. Siapa saja mereka?

Tokoh dalam novel ini adalah Ikal, Lintang, Sahara, Mahar, A Kiong, Syahdan, Kucai, Borek, Trapani, dan juga Harun. Mereka adalah sahabat yang kisahnya memesona dunia lewat tangan dingin sang penulis. Buku laskar pelangi bercerita keseharian mereka di sekolah dan di lingkungan sosial. Mereka adalah anak-anak desa dengan tekad luar biasa. Perjalanan mereka dipenuhi kejadian yang tak terduga. Secara perlahan mereka menemukan keunggulan ddalam diri dan persahabatan. Ini mungkin yang menjadi titik fokus Andrea Hirata. Ia juga piawai menyisip komedi dalam kisah ini.

Sudut pandang bercerita dalam novel ini menggunakan orang pertama yakni “aku”. Aku sendiri adalah si Ikal. Ia anak yang pandai meski berada di urutan kedua setelah Lintang, bocah terpandai di dalam kelas mereka. Si Ikal ini menaruh minat yang besar pada sastra. Hal ini terlihat dari kegemarannya menulis puisi. Lain lagi dengan tokoh Lintang. Ia digambarkan sebagai anak yang sangat jenius. Orangtuanya seorang nelayan, yang miskin dan hanya tidak memiliki perahu. Mereka memiliki keluarga dalam jumlah yang melimpah, 14 kepala. Lintang sangat suka matematika. Namun, cita-citanya menjadi seorang ahli matematika harus terpangkas dengan tuntutan membantu orangtua menafkahi keluarga. Terlebih saat ayahnya meninggal.
Tokoh lainnya adalah Sahara. Ia merupakan anak perempuan satu-satunya dalam cerita ini. Ia berpendirian kuat dan cenderung keras kepala. Sementara itu, Mahar, ia digambarkan bertubuh ceking dan mencintai seni. Ia suka menyanyi dan gemar pada okultisme. Tokoh berikutnya adalah A kiong. Dari namanya sangat jelas kalau ia merupakan keturunan Tionghoa. Ia sangat menyukai Mahar dan mengikutinya kemanapun. Ia digambarkan tak rupawan tetapi hatinya “tampan”.
Lanjut ke Syahdan. Perangainya ceria meski ia tak pernah menonjol dalam kelas. Sementara itu Kucai, adalah tokoh dalam cerita yang didaulat menjadi ketua kelas. Ia digambarkan menderita penyakit rabun jauh sebab ia kekurangan gizi. Borek, Trapani dan Harun adalah anggota laskar` pelangi yang terakhir. Borek digambarkan sebagai anak yang terobsesi dengan otot. Ia ingin menjadi lelaki yang paling macho. Trapani, ia tampan dan pandai. Ia lengket dengan sang ibu. Terakhir, Harun. Ia istimewa sebab ia berbeda dengan anak-anak lainnya. Ia mengalami keterbelakangan mental. Namun menurut beberapa orang, tokoh Harun ini digambarkan dengan cukup manis sehingga banyak yang jatuh cinta pada sosoknya.

Novel laskar pelangi berkisah perjuangan hidup kesepuluh anak ini menghidupkan cita-cita di antara kehidupan mereka yang berat. Ada dinamika di dalamnya. Manis meski berat. Kisah khas anak-anak yang memandang dunia dengan ambisi yang sederhana. Andrea Hirata, meski banyak dihujat sebab mengklaim cerita ini nyata, memang terkesan berlebihan dalam beberapa hal. Namun toh, sebagai novel pembangun, Laskar Pelangi berhasil merubah secuil dunia pendidikan kita, merecharge semangat mereka yang lain untuk meraih ilmu.

Membaca Laskar Pelangi memberikan pengalaman sastra yang baik. Bahasanya sederhana sebenarnya namun dikemas dengan unsur Melayu. Novel ini “berwajah” sastra, bercitarasa “motivator jiwa” dan dibumbui kisah kanak-kanak yang tulus. Direkomendasikan bagi semua pembaca. Sinopsis Novel Laskar Pelangi ini hanya menyajikan sekelumit kisah di dalam Laskar Pelangi. Jika ingin mengetahui lebih lanjut, baca utuh novelnya ya. Selamat berburu! 
 
Sumber : http://sinopsisnovelku.blogspot.com/2013/02/sinopsis-novel-laskar-pelangi.html diakses tanggal 7 oktober 2013

Sastra Klasik Zaman Kini

Sastra Klasik Zaman Kini


Evi Melyati
Suara Karya, 28 Sep 2013

Karya sastra dalam pergaulan masyarakat modern dewasa ini bisa disebut karya yang tertata apik dalam bahasa yang indah. Tak heran jika sastra jawa klasik tak hanya mengutamakan isi, tetapi keindahan bahasa juga menjadi perhatian sang pujangga. Karya sastra Jawa yang terlahir melalui pengolahan rasa dan laku tapa, disebut sebagai sastra adiluhung atau sastra yang memiliki tingkat apresiasi tinggi.

Sastra klasik ini tak pernah lapuk dimakan usia, sarat sejumlah nilai simbolis, dan dikenang sepanjang masa lantaran sifat dulce et utile-nya (menyenangkan dan bermanfaat) bagi peradaban umat manusia (Rene Wellek (1955). Alam sadar manusia yang selalu haus siraman imaji, menjadi ruang ideal muara sastra adiluhung. Sejatinya, produk sastra secara umum (puisi, syair, serat, novel, kitab dsb) tercipta bukan dari ruang hampa. Juga bukan produk instan, masif dan duplikatif. Penetrasi sosial budaya turut membangun karya sastra, Toh pada muaranya realitas sosial juga kembali dipengaruhi sastra tersebut. Alih-alih, meski sebagian besar karakternya mengambil bahasa, karya sastra tetap merupakan analisis estetis dan sintesis sebuah realitas tertentu (Gunoto Saparie, 2007).

Serat dan suluk misalnya, merupakan penetrasi budaya yang berujud akulturasi Islam dan Jawa. Jalinan dipererat dengan narasi ilmiah nilai Islam dalam bentuk kepustakaan. Ini tampak pada Serat Wulangreh, Cibolek, Wedhatama, dan Centhini, serta Suluk cipta waskitha dan Haspiya.

Sastra jawa klasik hadir melampaui sejarah (trans-historis), ruang dan waktu. Demikian pula obyeknya adalah realitas kehidupan, meskipun dalam menangkap realitas tersebut sang pujangga tidak mengambilnya secara acak. Ia memilih dan menyusun bahan-bahan itu dengan berpedoman pada asas dan tujuan tertentu. Serat Wedhatama karya Mangkunegoro IV misalnya, bertujuan mengajak umat manusia pada kemuliaan budi, dan larangan memperturutkan budi jahat. Mangkunegara menangkap realitas sosial dan pandangan jawa bahwa gejala-gejala lahiriyah, memiliki kekuatan kosmis nominus yang merupakan realitas sebenarnya. Dan realitas itu adalah batin manusia yang berakar dalam dunia nominus itu.

Berangkat dari konsep tersebut, wedhatama tidak hanya murni karya sastra. Tetapi, juga mengajarkan laku spiritual khususnya terkait proses kebaktian kepada sang pencipta, atau dikenal dengan sembah raga, cipta, rasa dan karsa. Tak salah jika Simuh (1995) menggolongkan wedhatama sebagai sastra profetik (kenabian) lantaran tujuan utamanya pada penghayatan sufistik tinggi. Lain lagi jika realitas sastra jawa klasik itu sebuah peristiwa sejarah, maka sang pujangga mencoba menerjemahkan peristiwa itu dalam bahasa imajiner dengan maksud untuk memahami peristiwa sejarah menurut kadar kemampuan pengarang. Kecuali itu, sastra adiluhung dapat menjadi sarana bagi pengarangnya untuk menyampaikan pikiran, perasaan dan tanggapannya mengenai peristiwa sejarah. Sebagaimana karya sejarah, sastra adiluhung merupakan penciptaan kembali peristiwa sejarah dengan pengetahuan dan daya imajinasi pengarang. Ini dapat dilihat dalam serat Babad baik babad tanah jawa, babad Diponegoro, babad tanah sabrang dan sebagainya.

Sastra jawa klasik adalah dunia yang bersifat dinamis, relatif, dan bukan eksklusif. Sastra jawa klasik tetap enak dicermati, terutama di era modernisdasi saat ini akan tampak nilai-nilai sastranya yang terkait dengan kepribadian manusia. Karena ketinggian tingkat apresisasinya, sastra jawa klasik sangat bermutu lantaran mampu menghaluskan rohaniah; mempertajam visi, misi dan ruang imajinasi, membuat manusia santun jiwanya, bertambah pengetahuannya, berkepribadian mulia, dan luas jiwanya. Misalnya dalam Serat Wulang Reh Karya Pakubuwono IV tersirat ajaran menjadi orang terhormat. Menurut wulang Reh, menjadi orang terhormat tidak mudah karena mesti jauh dari sifat adigang, adigung dan adiguna, atau membanggakan kelebihan yang dimilikinya. Wulang reh juga momot aturan tingkah laku yang utama.

Apresiasi pada sastra jawa aklasik, memang meniscayakan wawasan yang luas, ketajaman pikiran dan kehalusan perasaan. Karena ia dikemas dalam bentuk-bentuk simbol yang multi tafsir. Misalnya ajaran manunggaling Kawula dan gusti, disimbolkan dalam lakon bima Suci. Tokoh Bima dalam serat ini digambarkan sebagai kesatria perkasa dengan kekuatan yang digdaya, dan seorang brahwana yang memiliki kearifan batin (waskita). Bima sejatinya merupakan simbol tokoh mistik jawa (Haryanto, 1990), yang bertemu dengan Tuhannya (Dewa ruci). Proses masuknya Bima ke tubuh Dewa Ruci diartikan sebagai manunggalnya hamba dengan tuhannya.

Menurut T. S. Eliot, mengukur kesastraan sebuah karya sastra adalah dengan kriteria estetik, sedangkan mengukur kebesaran karya sastra adalah dengan kriteria di luar estetik (Lubis, 1997: 15). Salah satu kriteria estetik yang bisa dipakai adalah kriteria norma sastra. Rene Wellek menyatakan bahwa norma sastra adalah tata nilai impilisit yang mesti ditarik dari karya sastra dan menunjukkan karya sastra sebagai keseluruhan. Norma karya sastra itu terdiri dari beberapa lapis; lapis suara (berupa kata), lapis arti (berupa kalimat), dan lapis obyek (berupa dunia sastrawan).

Serat Wedhatama karya Sri Mangkunegara IV misalnya; lapis suara berbentuk tembang gambuh. Lapis arti berisi pendidikan budi pekerti antara manusia dengan sesama, lingkungan/ makhluk hidup dan dengan tujannya. Sementara untuk menjamin martabatnya, seseorang mesti menguasai 3 syarat wirya (keberanian) yaitu: berani berkurban arta (harta), raga (badan jasmani) dan rasa (jiwa). Sosok individu hasil tempaan tiga wirya ini, adalah individu yang Tri winasis artinya cendekia yang cerdas, tangguh dan arif memaknai kehidupan. Lapisan metafisika berupa ajaran penyembahan kepada sang pencipta yang dikenal dengan
Selain itu, sastra jawa klasik menyajikan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri sebagian besar terdiri dari kenyataan sosial. Dalam pengertian ini, kehidupan mencakup hubungan antarmasyarakat dengan orang-orang, antarmanusia, antarperistiwa yang terjadi dalam batin seseorang. Maka sastra jawa klasik berusaha menggambarkan dunia dan kehidupan manusia melalui kriteria utama yaitu “kebenaran” penggambaran, atau yang hendak digambarkan.***

Dijumput dari: http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=335569

Sumber : http://sastra-indonesia.com/2013/10/sastra-klasik-zaman-kini/ diakses tanggal 7 oktober 2013

The Solomon Temple

Membaca Novel “THE SOLOMON TEMPLE”


Bayu Ambuari *
akar-akal.blogspot.com

Ketika pertama kali saya membaca tulisan “The Solomon Temple” yang tertera pada sampul novel maka seketika itu pula pikiran saya mengarah pada sebuah tema yang luas, lintas agama (Yahudi, Nasrani dan Islam). Dan kata tambahan ‘Memburu Dua Pusaka Illuminati’ telah “mempersempit” ruang lingkup pembahasan yang akan dibahas dalam novel ini. Seketika itu pula saya menilai bahwasanya akan ada referensi sejarah, baik itu sejarah agama, arkeologi dan bidang-bidang yang berhubungan dengan cerita. Akan ada “aksi-aksi” intelejen di dalamnya. Dan seketika pula saya meyakinkan diri bahwasanya “inilah genre saya.” Yang kemudian setelah membacanya, harapan dan keyakinan awal saya tersebut tidaklah keliru.
Bagian Prolog adalah chapter yang paling saya suka. Di mana pada bagian ini dengan mudah dan cepat saya dapat mengambil kesimpulan awal tentang gaya bahasa serta gaya penulisan dan story telling yang akan digunakan pada chapter-chapter berikutnya. Gaya bahasa dan penyampaian cerita bersifat padat, straight to the point namun cukup rinci. Pembaca novel-novel terjemahan mungkin tak akan lagi asing dengan gaya seperti ini. Prolog juga menununjukkan beberapa detail kunci yang nantinya akan ditemukan jawaban dan penjambarannya pada chapter-chapter berikutnya.

Ada hal yang mampu mengecoh saya, tentang tokoh yang terhempas dan terluka akibat peristiwa penambakan yang dialami sebelumnya –Profesor Syibil Balqish, yang pada mulanya saya pikir adalah seorang pria. Dan sedikit penggalan paragraf yang akan coba saya tulis berikut ini adalah bagian yang paling saya sukai dari keseluruhan novel The Solomon Temple, yang mungkin juga menjadi salah satu pesan yang ingin disampaikan oleh penulis –Zhaenal Fanani: “Prospek kematian menjadi motivasi menakjubkan yang mampu menggugah setiap inci sel dalam tubuh untuk mencari alternatif. Bahkan ketika tubuh dalam kondisi mati rasa dan tak berdaya sekalipun.”

Ada hal yang patut diacungkan jempol, yakni tentang dua tokoh; Arioch dan Profesor Syibil Balqish. Jika disimak dari awal hingga akhir, berdasarkan detail dan deskripsi pada isi novel, saya beranggapan bahwasanya Arioch adalah tokoh utama dan Profesor Syibil Balqish adalah tokoh “pembantu”. Ketika umumnya tokoh utama adalah seseorang yang dideskripsikan dengan watak yang nyaris sempurna bak pahlawan dan manusia pujaan, penulis justru menempatkan tokoh antagonis sebagai tokoh utama dan Profesor Syibil Balqish sebagai “tokoh pembantu” tetapi tetap tidak kehilangan peran pentingnya –sebagai sosok kunci.

Satu hal yang membuat saya kecewa adalah tentang dua chapter akhir yang menurut saya mungkin tidak perlu ada atau seandainya jika boleh tidak menjadi seperti itu. Karena bagi saya kedua chapter itu telah kehilangan aura sebab tak ada lagi penasaran atau misteri yang harus saya ungkap –tentang asal-usul Arioch, Aron Wanger, Colan Clavis yang sebenarnya telah dengan mudah dapat diterka pada chapter 22.
Akhir kata, novel ini adalah novel yang menarik, unik dan terdapat beberapa hal yang mampu dijadikan sebagai referensi –utamanya bagi para penyuka genre konspirasi bertema Illuminati dan atau Freemason. Saya sangat mengapresiasi novel ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

*) Bayu Ambuari, Penikmat Seni dan Budaya
Dijumput dari: http://akar-akal.blogspot.com/2013/08/kritik-sastra-novel-solomon-temple.html

Sumber : http://sastra-indonesia.com/2013/10/membaca-novel-the-solomon-temple/  diakses tanggal 7 oktober 2013